Jumat, 27 Juli 2018

Perjalanan Pertama Ke Papua

Ini masih kaya mimpi, gue berada di sini di daerah yang menjadi mimpi gue sejak dulu. Papua! Gue pengen banget ke Papua lebih dari gue pengen ke daerah manapun di Indonesia. Alasannya? Karena sejarahnya, lokasinya dan mungkin juga kehidupan masyarakatnya. Dan yang jelas karena rasa penasaran gue akan Papua itu sendiri dengan segala ceritanya. Tapi yang jelas Papua seperti magnet bagi gue, sejauh apapun gue travelling, Papua tetap menjadi my dream city. And I did it, here I am now in my dream city and feel like a dream.
Kunjungan gue ke Papua ini memang bukan murni untuk travelling, ada agenda lain di sini dan travelling hanyalah agenda sampingan namun yang utama hahaha.

Perjalanan gue ke Papua dimulai dengan kesalahan gue ngeliat jam penerbangan. Gue beranggapan berangkat jam 1 AM waktu Jakarta dan berangkat terburu-buru karena takut terlambat. Dan ternyata ketika selesai chek in dan mba yang jaga bilang kalau boarding jam 1.25, di situlah gue sadar kalau penerbangan gue jam 1.55 am dan gue sudah di Bandara sejak pukul 11 PM. How diligent Ra:))). Kemudian apa yang saya lakukan selama 2 jam menunggu waktu keberangkatan, ngobrol absurd dengan ibu-ibu sambil ngecas Hape.

Hingga akhirnya gue masuk pesawat dan tidak tidur selama 3 jam perjalanan Jakarta Manado karena nonton. Astagahh keliatan banget ga punya TVnya ya gue 😞. Dan kalian tau ga, gue menyesal tidak duduk di dekat jendela karena ternyata oh ternyata view sunrise dari pesawat itu keren banget dan gue melewatkannya. Bapak di barisan gue yang duduk di dekat jendela tidur dan tidak menikmati indahnya sunrise. Ah sad. Tapi gue tetap dapat foto dengan minta bantuan bapak yang akhirnya bangun ketika matahari sudah hampir sempurna.

Tidak lama setelah pemandangan sunrise, Pilot mengumumkan bahwa pesawat akan landing dan saat itu pukul 06.05 WITA (sesungguhnya gue baru tau Manado masuk wilayah tengah setelah barusan nanya ke Mas Polisi yang duduk sebelah gue yang kerjaannya nguap mulu. Mungkin beliau lelah mengawal Pak Kapolda). Sesampainya di Bandara Sam Ratulangi Manado, gue disambut another pemandangan keren. Yakni gunung atau bukit yang gue juga gatau namanya apa. Oh ya Bandara Sam Ratulangi itu ternyata kecil loh,  hanya bandaranya bagus. Banyak interior-interior khas Manado di sana. Wait I have some for you guys!

Seperti yang gue jelaskan di atas tadi soal pengetahuan baru gue tentang waktu di Manado, dan karena ini adalah pengalaman pertama gue transit. Jadi sesampainya di bandara gue pun bingung mau kemana dan harus gimana. Eh salah fokus, ternyata bener kalau orang Manado itu tjakep-tjakep guysss, jadilah gue betah nanya padahal udah ngerti muehehehehehe. Iyes dan karena jam tangan gue masih WIB dan gue waktu itu nyangkanya kalau Manado masuk Wita, gue panik sendiri ketika di waiting room. Duh ini waktunya udah tapi kok belum dipanggil-panggil sih, dan akhirnya nanya sampe dua kali ke petugas. Ketika berntanya yang kedua kalinya, eh ternyata pemanggilan buat flight gue juga sedang dilakukan. Jadilah gue sekalian chek in daaan ini juga jadi pengalaman pertama gue menjadi penumpang yang masuk pertama ke pesawat hahahaha.

Perjalanan dari Manado ke Papua yang memakan waktu 4 jam sudah pasti gue habiskan hanya untuk tidur hingga pesawat landing di Bandara Papuanl yang berlokasi di Sentani. Dan sepertinya pesawat yang gue naiki transit di Sorong untuk selama satu jam, tapi gue antara sadar dan tak sadar 😅. Begitu sampai di Bandara nungguin bagasi yang lama (ternyata Tag Bagasi gue hilang, jadi koper gue ngga di lewat di garbarata. Nah pertanyaan gue gimana bisa itu tag bagagenya bisa lepas, kan itu kuat banget yak lemnya. Tapi syukur petugas bagasinya bagus kerjanya, mereka khawatir ada yang ambil bagasi gue). Keluar bandara gue sudah dijemput oleh Tante dan Panitia kegiatan (hemm semacam terjadi perebutan penjemputan hahahaha). Tapi karena Tante gue exited banget (secara gue adalah ponakan pertama yang berkunjung ke Papua), jadi gue ikut tante gue dan panitia mengikuti di belakang. And apa yang terjadi setelah gue sampai, gue mengalami jetlag selama dua hari 😞.

Sabtu, 21 Juli 2018

Kesasar ke Taman Lawang

Raden saleh-Sarinah itu deket kan ya,  kalau naik motor tinggal jalan ke cikini,  masuk Menteng, lurus aja terus sampe mentok ntar juga ketemu yakan. Nah tadi malam bisa-bisanya gue nyasar sampe Kedutaan besar Arab Saudi padahal mau ke Sarinah.  Akhirnya muter balik lagi, ikutin jalur dan belok kiri ikutin petunjuk jalan 'Bundaran HI'eh ternyata sampe sana zonk karena ternyata forboden dan ku tak berani melawan arah. Jadilah sebelum masuk kawasan Bundaran HI gue belok kiri ikutin jalan sampe masuk kawasan Taman Lawang.  Degdegan?  Iyalah buset, itu lagi rame dan malah ada yang transaksi. Ditengah malam yang gelap,  hati degdegan dan bingung mau kemana gue malah ntah kenapa berhenti di depan 'mba' yang cuma pake bra doang dan nanya ke dia arah ke Thamrin awalnya dan dia kasih tau.  Trus gue ngeh kalau salah,  karena harusnya gue nanya arah Sarinah.  Jadilah dia menjelaskan arah sama gue dan gue yang mendengarkan dengan seksama walau sedikit ga nyaman because he almost naked.  Well kalau lo pada nanya kenapa ga nanya sama orang lain aja sih,  sesungguhnya gue juga ga ngerti tjoy dan seingat gue ga ada orang di sana.

Gue jadi keinget kejadian beberapa tahun lalu,  waktu itu gue motoran sama Ilham tengah malam karena baru balik dari makan Mie Aceh di Setia Budi.  Dan waktu itu lagi famous banget soal Taman Lawang karena ada filmnya.  Ketika itu gue minta diajakin ke sana sama Ilham, cuma karena alasan penasaran doang.  Dan Ilham cuma ngizinin liat dari jauh doang.  Waktu itu kita ke sana rada serem juga sih karena kita liat sesosok tubbuh tergeletak di jalan yang ga ngerti itu tidur apa ngapain.  Tapi intinya waktu itu gue ga masuk ke kawasannya karena kata Ilham bahaya, soalnya gue perempuan.

Dan tadi malam gue malah masuk ke kawasannya dan dibantuin sama salah seorang yang ada di sana. Well what I want to say is,  liat deh pada dasarnya semua orang itu baik kok asal kita memperlakukan mereka baik.  Penampilan?  Itu kan luarnya saja, dalamnya kamu ga bakal tau kalau ga mencari tau. Lagi pula jangan terlalu percaya dengan branding yang dibangun oleh masyarakat,  walau ya tetap waspada tetap yang paling utama.