Rabu, 29 Agustus 2018

Lost in the Beatiful Island, Tual-Kei Kecil


Kalian ada yang pernah dengar Tual ga? Atau ada yang tau Tual itu ada dimana? Oke gapapa kalau kalian gatau, because you are not alone, I was in your position yang gatau kalau ada loh daerah yang bernama Tual. Iyap Tual merupakan salah satu daerah yang berada di Provinsi Maluku. Tual sendiri berada di satu pulau kecil yang indah banget, pulau tersebut bernama Kei Kecil (dan benar kalau kalian menduga ada Kei Besar). Di Kei kecil sendiri terdapat satu kabupaten, yaitu Tual dan satu kota madya yang bernama Langgur. Makanya jika kalian mencari penerbangan, kalian tidak akan menemukan penerbangan ke Tual, adanya ke Langgur karena bandaranya berada di wilayah Langgur.
Gue punya kesempatan berkunjung ke Tual pada tanggal 04 Maret 2018 lanjutan dari perjalanan ‘’Keliling Maluku” gue. Jadi Tual merupakan daerah kedua yang gue kunjungi setelah Ambon. Well said sebenarnya Tual tidak masuk dalam list perjalanan gue, karena niat awalnya setelah dari Ambon gue akan melanjutkan perjalanan ke Papua. Tapi semua berubah ketika suatu malam waktu gue sedang makan durian di pasar Mahardika Ambon, gue bertemu temen dari temen gue yang kebetulan orang Tual asli. Yang intinya ketika dia mempromosikan Tual dengan pasir timbulnya gue langsung tertarik dan bilang ‘’Oke gue akan ke sana’. Tapi keputusan gue itu bukannya tidak berdasar, karena pada zaman dahulu kala gue pernah nemu foto Pasir Panjang di instagram dan ngebatin ‘Gue akan ke sini’ Asumpah fotonya keren banget ketika itu.
Bermodalkan keinginan yang kuat dan kenekatan yang sangat besar, gue berangkat ke Tual dengan pesawat Wings Air. Dan itupun menjadi pengalaman pertama gue terbang dengan pesawat kecil, alhamdulillahnya selamat. Dan beneran deh pemandangan dari atas pesawat itu super duper keren bikin ngences. Pulau Kei itu keren banget guys. Ini penampakannya....



Ini lagiiii 😍😍😍


Gimana gimana? Okeh banget kan ya. Gue saranin kalau kalian naik pesawat menuju Tual duduklah di bagian kanan dan tepat sebelah jendela. Ingat sebelah jendela,agar kau tidak rugi karena gue tau tiketnya mahal banget muehehehehe.
Dan akhirnya sampai di Bandara Langgur, bandaranya ssih kecil dan tidak sebuk. Karena jadwal penerbangannya memang tidak begitu banyak juga.


Sesampainya di Tual, gue dijemput langsung di dalam bandara oleh temannya teman gue yang sebelumnya ketemu di Ambon. Catat ya! Di dalam bandara. Yes kamu bisa masuk ke dalam bandaranya kalau di Tual, tidak tau karena bandaranya kecil atau temen gue yang punya koneksi ke sana. Begitu keluar dari bandara yang berAC, gue langsung disambut dengan panasnya udara Tual yang dahsyat. Matahari yang terik serta udara panas merupakan dua kombinasi yang sangat tidak diharapkan ketika sedang puasa (Ngga ada hubungannya Ra, waktu itu kan lo ga puasa 😌). Teman gue memilih opsi mobil carteran (tidak ada taksi di sana tjuy) untuk transportasi menuju pusat kota. Dengan uang 200k rupiah akhirnya kita sampai pusat kota kemudian langsung makan dan sholat, abused aing teh lapar pisan euy.
Selanjutnya mencari penginapan dan saat itu waktu sore dan penginapan sangat dibutuhkan. Awalnya gue nyangka bahwa temannya teman gue juga satu organisasi sama gue, jadi gue memutuskan untuk cari penginapan dari link organisasi saja agar gratis muehehehe. Tetapi ternyata kita dari organisasi yang berbeda,  so you knowlah kendalanya. Akhirnya gue memutuskan untuk nginap sesuai saran temen gue di penginapan yang permalamnya mematok harga 200k. ketika sudah sampai penginapan dan sudah mau melihat kamar, eh sepupu gue yang dari Papua nelpon. Katanya dia dapat kabar dari emak gue kalau gue sedang di Tual dan berhubung orang tuanya dia berada di Tual, dia mewajibkan (mewajibkan loh) gue untuk tinggal saja di rumah dia jangan di hotel. Yesss! Seperti dapat nikmat Tuhan yang tidak bisa gue ingkari, I said yes (Of cours I do, because it means free bakakakaka). Namun karena gue yang datang tanpa mereka ketahui, pada saat itu mereka sekeluarga sedang pergi ke kampung yang lokasinya jauh dari kota. Dan selagi menunggu mereka, akhirnya temen gue memutuskan untuk mengajak gue ke Pantai Pasir Panjang (sebagai pantai paling terkenal di Tual). Ntah apa yang terjadi, padahal tadi sesampainya gue di Tual itu udara panas dan cerah banget. Eh begitu mau perjalanan ke pantai, di tengah jalan hujan turun dengan derasnya. Jadi bye bye sunset 👋👋👋



Habis maghrib gue akhirnya bisa menemukan rumah sodara gue yang akan gue tinggali selama dua minggu (oke, tamu gatau diri banget yak sampe dua minggu). Tapi di kemudian hari gue sangat bersyukur Kak Erna ‘maksa’ gue buat tinggal di rumahnya, kalian tau kenapa? Iyap gue datang di musim yang salah, dimana kondisi laut kotor karena sedang musim barat yang artinya semua sampah datang ke pantai, Beside it hujan meleh selama gue di sana, sedih . Malah selama dua minggu gue di sana bisa dihitung berapa kali ngga hujan dengan kondisi langit yang cerah. Paling lima hari doang tau, makanya foto gue kebanyakan suasana langit yang gloomy.
Oia mau cerita kenapa pada akhirnya gue berada di Tual selama dua minggu. Jadi awalnya gue berada di Tual itu sampe tanggal 8 Maret saja, karena tanggal 8 Maret akan ada kapal Nggapulu yang bakal bawa gue ke Banda Naira. Kapalnya berangkat tengah malam dan sampe Banda jam 1 Siang hari besoknya. Diawal gue udah jelasin kan kalau gue ke Tual sekehendak hati aja tanpa persiapan apa-apa dan bahkan ga punya info apa-apa. Nah gue bahkan baru tau kalau mau ke Pasir Timbul (as my first destination) gue harus nyebrang dengan kapal lagi. Jadi tanggal 8 pagi itu, ketika sarapan gue dihasut sama Kak Maya (adeknya Kak Erna). Gue kasih penjelasan akan banyaknya lokasi yang belum gue kunjungi selama gue di Tual. Dan demi mendengar semua penjelesanannya, oke gue cancellah kepulangan gue dan akhirnya gue meningggalkan Tual dua minggu kemudian, nungguin si Nggapulu balik dari Papua -_-.
Tapi No pain no gain sih, because finally I got all I want. Gue kunjungin tuh hampir semua tempat wisata yang ada di Kei Kecil, tanpa terkecuali. Bahkan gue berkesempatan makan ikan durian yang durinya banyak banget (yang sayangnya fotonya ilang). Bahkan gue punya kesempatan buat ngelilingin keseluruhan dari pulau Kei Kecil dengan motor (kemudian gue percaya kalau  pulaunya beneran kecil). And for the God’s sake! Kei is awesome. You must visit it!