![]() |
Len yang sell saga kepanasan |
Sabtu, 16 November 2019
Partner Travelling
Minggu, 20 Oktober 2019
Kehabisan tiket kereta di situs Online? Coba datang langsung ke Stasiun.
Pernah kehabisan tiket kereta secara online ga? Cek di aplikasi semuanya habis? Well saya baru saja mengalaminya kemarin. Tapi akhirnya saya bisa dapat tiket kereta murah yang saya mau dengan datang langsung ke stasiun. Oh ya ini untuk tiket kereta jarak jauh ya. Jadi ini kesimpulan yang bisa saya dapat hari dari pemburuan tiket hari ini.
1. Kuota tiket di aplikasi travel (Traveloka, Tiket.com) berbeda dengan website KAI/Aplikasi KAI (lebih gampang pake aplikasi KAI Access). Lebih banyak di website KAI. Pun ketersediaan tiket website KAI dengan mesin pembelian tiket di KAI berbeda.
Tadi saya cek di Aplikasi KAI sudah habis, akhirnya saya ke Stasiun Senen karena posisi sedang di Plaza Atrium. Dan ternyata tiket yang saya pengen (yang di website sudah habis) masih tersedia di mesin pembelian tiket.
2. Pembelian tiket di mesin tiket susah susah gampang, bukan susah dalam pengoperasian sistemnya. Tapi susah di touchscreennya. Kudu sabaaaarrrr banget, karena dia sensitif kaya pantat bayi (salah bedak doang merah) . Tapi ada petugas yang membantu kita dalam proses pembelian. Dan saya sarankan mending pake debit alih-alih pakai cash. Mesinnya manja dan pemilih, uang lecek dikit dia gamau terima soalnya :(. Lagipula biayanya sama-sama 7.500 ini. Oh ya dia bisa menerima semua debit, kecuali BCA. Mungkin dia anti asing.
3. Pembelian tiket ke petugas hanya bisa dilakukan pagi hingga jam 11 siang. Tapi pembelian tiket di mesin bisa dilakukan 24 jam. Tapi kalau pembelian tiket Go Show (24 jam sebelum keberangkatan) bisa via petugas.
So, semoga ini bermanfaat.
Senin, 21 Januari 2019
Perjalanan ke Bajawa, Ngada. Nusa Tenggara Timur
Perjalanan kali ini sedikit berbeda, karena selain berwisata dan berpetualang saya juga datang untuk mengunjungi Pak Made dan Kak Cyntia yang saat ini menjabat sebagai Dandim di Ngada. Ya sambil menyelam minum air, sambil silaturrahmi dapat bonus liburan hehe.
Perjalanan dimulai dari Jakarta dengan tiket Sriwijaya yang saya beli di STFJ dengan harga 600an. Perjalanan dari Jakarta pada pukul 06.05 WIB dengan menggunakan pesawat Sriwijaya dan sampai di Denpasar, Bali pada pukul 09.00 WITA. Seharusnya perjalanan saya dilanjutkan pada pukul 10.40 dengan menggunakan NAM Air, namun apa daya setelah mengalami delay yang sangat panjang kemudian baru berangkat pukul 15.00 WITA. Saya baru sampai di Labuan Bajo pada pukul 17.00 WITA. Mundur 6 jam dari jadwal awal. Huh.
Dikarenakan pesawat dari Labuan Bajo ke Ngada hanya ada sekali setiap harinya, yaitu pada jam 12.00 WITA. Maka tidak memungkinkan bagi saya untuk melanjutkan perjalanan ke Ngada. Kemudian saya menginap di hotel yang Exotis yang lokasinya sangat dekat dari Bandara. Kalian bisa berjalan kaki dari hotel ke bandara, dan ini bisa dijadikan opsi untuk kalian yang mempuyai jadwal terbang lanjutan. Mengingat transportasi dari Bandara ke kota lumayan mahal. 50.000 dengan taksi.
Keesokan harinya jam 11 kurang saya sudah berada di bandara and guess what, pesawatnya delay dong. Bahkan hingga jam 12 saja pesawat kecil itu belum juga menapakkan romanya di Bandara Komodo. Jam 12.32 WITA akhirnya pesawat datang dan kurang dari jam 1 para penumpang sudah berada di pesawat dan pesawat langsung lepas landas. Jam 01.30 akhirnya pesawat mendarat dengan sempurna di bandara Ngada. Sampai di Ngada, anggotanya Bapak sudah siap menyambut saya da kemudian saya melanjutkan perjalanan ke rumah Bapak dan Kak Tya.
Pusat kota Bajawa itu berada di dataran yang lebih tinggi lagi dari lokasi bandara, Kota yang kecil namun menyejukkan. Masih jam 2 saja kabut sudah turun ke kota dan menghalangi pandangan mata. Sepanjang jalan kita disambut pemandangan yang sangat indah, melewati Gunung Pasir yang pasirnya terus dikerik. 35 menit mengendarai mobil akhirnya sya sampai di rumah Bapak. Rumah itu sangat asri dengan halaman luas dan pohon kelengkeng di depannya, lokasinya tepat berada di sebelah kantor Kodim karena rumah itu adalah rumah dinas Dandim. Ah saya lupa memberitahu kalian bahwa Bapak adalah Dandim di Ngada.
Ketika saya masuk ke rumah langsung disambut Kak Tya dengan pelukan dan kalungan kain khas Bajawa. Sungguh saya sangat terharu! Ketika diantar ke kamar yang nantinya akan saya tempati selama saya berada di Bajawa, saya dibikin kaget karena ternyata sudah ada Kak Yeni di sana. Seminggu sebelum keberangkatan ke Labuan Bajo, kak Yeni memberitahu kalau dia membatalkan keberangkatannya. Waktu itu saya juga hampir membatalkan keberangkatan saya karena Males juga sendirian. Well they successed to prank me -_-
Makan siang pertama saya memakan masakan Kak Tya langsung, sop ikan yang rasanya sangat enak. Di Bajawa yang udaranya dingin, sop ikan panas adalah pasangan yang sangat cocok.
Sore harinya saya dan Kak Yeni baru bisa bertemu Pak Made karena memang jadwalnya yang sibuk. Malam harinya kami diajak untuk nongkrong di Cafe yang lokasinya tak jauh dari rumah Kak Tya. Mungkin karena mayoritas turis yang datang adalah foreigners, menu makanan yang tersedia di Cafe juga tak jauh dari menu kebarat baratan . Menu ditulis dalam bahasa Inggris dan live musik yang ditampilkan juga dalam bahasa Inggris. Namun kami menemukan satu menu unik. Jus advokat hehehe
Jumat, 27 Juli 2018
Perjalanan Pertama Ke Papua
Ini masih kaya mimpi, gue berada di sini di daerah yang menjadi mimpi gue sejak dulu. Papua! Gue pengen banget ke Papua lebih dari gue pengen ke daerah manapun di Indonesia. Alasannya? Karena sejarahnya, lokasinya dan mungkin juga kehidupan masyarakatnya. Dan yang jelas karena rasa penasaran gue akan Papua itu sendiri dengan segala ceritanya. Tapi yang jelas Papua seperti magnet bagi gue, sejauh apapun gue travelling, Papua tetap menjadi my dream city. And I did it, here I am now in my dream city and feel like a dream.
Kunjungan gue ke Papua ini memang bukan murni untuk travelling, ada agenda lain di sini dan travelling hanyalah agenda sampingan namun yang utama hahaha.
Perjalanan gue ke Papua dimulai dengan kesalahan gue ngeliat jam penerbangan. Gue beranggapan berangkat jam 1 AM waktu Jakarta dan berangkat terburu-buru karena takut terlambat. Dan ternyata ketika selesai chek in dan mba yang jaga bilang kalau boarding jam 1.25, di situlah gue sadar kalau penerbangan gue jam 1.55 am dan gue sudah di Bandara sejak pukul 11 PM. How diligent Ra:))). Kemudian apa yang saya lakukan selama 2 jam menunggu waktu keberangkatan, ngobrol absurd dengan ibu-ibu sambil ngecas Hape.
Hingga akhirnya gue masuk pesawat dan tidak tidur selama 3 jam perjalanan Jakarta Manado karena nonton. Astagahh keliatan banget ga punya TVnya ya gue 😞. Dan kalian tau ga, gue menyesal tidak duduk di dekat jendela karena ternyata oh ternyata view sunrise dari pesawat itu keren banget dan gue melewatkannya. Bapak di barisan gue yang duduk di dekat jendela tidur dan tidak menikmati indahnya sunrise. Ah sad. Tapi gue tetap dapat foto dengan minta bantuan bapak yang akhirnya bangun ketika matahari sudah hampir sempurna.
Tidak lama setelah pemandangan sunrise, Pilot mengumumkan bahwa pesawat akan landing dan saat itu pukul 06.05 WITA (sesungguhnya gue baru tau Manado masuk wilayah tengah setelah barusan nanya ke Mas Polisi yang duduk sebelah gue yang kerjaannya nguap mulu. Mungkin beliau lelah mengawal Pak Kapolda). Sesampainya di Bandara Sam Ratulangi Manado, gue disambut another pemandangan keren. Yakni gunung atau bukit yang gue juga gatau namanya apa. Oh ya Bandara Sam Ratulangi itu ternyata kecil loh, hanya bandaranya bagus. Banyak interior-interior khas Manado di sana. Wait I have some for you guys!
Seperti yang gue jelaskan di atas tadi soal pengetahuan baru gue tentang waktu di Manado, dan karena ini adalah pengalaman pertama gue transit. Jadi sesampainya di bandara gue pun bingung mau kemana dan harus gimana. Eh salah fokus, ternyata bener kalau orang Manado itu tjakep-tjakep guysss, jadilah gue betah nanya padahal udah ngerti muehehehehehe. Iyes dan karena jam tangan gue masih WIB dan gue waktu itu nyangkanya kalau Manado masuk Wita, gue panik sendiri ketika di waiting room. Duh ini waktunya udah tapi kok belum dipanggil-panggil sih, dan akhirnya nanya sampe dua kali ke petugas. Ketika berntanya yang kedua kalinya, eh ternyata pemanggilan buat flight gue juga sedang dilakukan. Jadilah gue sekalian chek in daaan ini juga jadi pengalaman pertama gue menjadi penumpang yang masuk pertama ke pesawat hahahaha.
Perjalanan dari Manado ke Papua yang memakan waktu 4 jam sudah pasti gue habiskan hanya untuk tidur hingga pesawat landing di Bandara Papuanl yang berlokasi di Sentani. Dan sepertinya pesawat yang gue naiki transit di Sorong untuk selama satu jam, tapi gue antara sadar dan tak sadar 😅. Begitu sampai di Bandara nungguin bagasi yang lama (ternyata Tag Bagasi gue hilang, jadi koper gue ngga di lewat di garbarata. Nah pertanyaan gue gimana bisa itu tag bagagenya bisa lepas, kan itu kuat banget yak lemnya. Tapi syukur petugas bagasinya bagus kerjanya, mereka khawatir ada yang ambil bagasi gue). Keluar bandara gue sudah dijemput oleh Tante dan Panitia kegiatan (hemm semacam terjadi perebutan penjemputan hahahaha). Tapi karena Tante gue exited banget (secara gue adalah ponakan pertama yang berkunjung ke Papua), jadi gue ikut tante gue dan panitia mengikuti di belakang. And apa yang terjadi setelah gue sampai, gue mengalami jetlag selama dua hari 😞.
Rabu, 04 April 2018
Ambon
-
Saya tidak pernah punya teman travelling sebelumnya sampai saya bertemu dengan Len. Lelaki Belanda yang saya temukan di pinggir ...
-
Tanggal 10 November 2019 lalu saya berkesempatan mengunjungi Studio Gamplong di Yogyakarta. Itu loh lokasi syuting film punyanya Hanung Bra...
-
Hari kamis lalu saya pergi ke Mall Kota Kasablanka (Kokas) karena ingin bertemu dengan teman-teman. Saya sampai di Kokas tepat ket...